Oleh : La Ngkolee
tak ada lagi gonggoma
setelah tanah pasirnya diangkuti
dan menjadi berkubang-kubang
serupa tanah tempat kerbau mandi merendam diri
serupa tanah beremas bombana yang sobek dikeruk
keruk
membawa limbah yang merusak
membuat sesak
di dada terurut mentok
jatuh kasihan pada nasib buruk
yang menimpa tempat di ujung paling barat
kampung saya ini
dulu ini begitu indah, begitu permai
tempat orang-orang sekampung berbondong datang
tamasya
pada setiap kali usai lebaran
disinilah ini bertemu sahabat sahabat saya
setelah tak bertemu dipisah jarak setahun
lamanya
tapi kini
benar benar memiriskan hati
air laut membah masuk membanjiri
bahkan hingga jauh dari yang seharusnya garis
pantai
memenuhi tanah yang dahulu berpasir ini
dan bergantilah namanya menjadi lagonda
tak lagi ada gonggoma
hilang diambil tangan tangan jahil
yang haus lapar menjual tanah pasir kampung
sendiri
oleh tengkulak tak tahu diri
tanah pasir kampung saya itu
dikeruk dihabisi semau mau mereka
hanya untuk duit yang sereceh saja jumlahnya
hanya untuk sebulan duit receh itu habis dipakai
tapi rusaknya tanah pasir kampung saya itu akan
kita tanggungi
seumur jaman, selamanya hidup ini!
alam tanah kampung saya dirusak
hilang anggun permainya
hilang molek montoknya
kelapa yang melambai permai
yang dulu berjulang tinggi tinggi
kini rebah tinggal akar mengering mati
serupa matinya nurani kaum mudanya
yang bercuek tak peduli
diam buta hati
tak sedikitpun amarahnya terpantik
oleh ulah norak yang serak
sesuatu yang jelas jelas terjadinya di muka mata
hidung mereka.
gonggoma nefeulai
gonggoma negana-gana
salam..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar