Ini
adalah berita dan kisah yang hampir benar-benar nyata adanya tanpa pernah direkayasa
sebelumnya. Orang-orang sangat susah untuk membedakan kejadian ini, cerita
hororkah atau hanya sekedar berita. Ini tentang puluhan seminar dan penyuluhan
yang sempat saya ikuti baik itu seminar dan penyuluhan bertaraf local,
regional, maupun nasional. Kejadiannya hampir mirip semuanya, hanya perbedaan
tempat, tanggal, pemateri, dan judul materi yang menjadi pembeda antara yang
satu dengan yang lainnya.
Penyuluhan
yang seyogyanya diperuntukkan kepada mereka masyarakat yang kurang atau bahkan
tidak paham sama sekali perihal isu-isu yang berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat, sekarang telah banyak mengalami pergesaran dari peruntukkan yang
seharusnya. Mereka-mereka yang telah paham dan sangat mengetahui perihal
substansi dari penyuluhan malah menjadi hadirin yang mayoritas. Lebih parahnya
lagi orang-orang yang seharusnya sudah paham ini kalau duduk mendengar dalam
suatu acara penyuluhan posisinya malah paling depan. Ini sungguh sangat
mengkhawatirkan dan memiris hati. Sementara para masyarakat biasa yang
seyogyanya didudukkan paling depan guna bisa dengan mudah memahami isi dan
tujuan daripada penyuluhan, malah diasingkan hingga dimarginalkan serta
dikucilkan di kursi paling belakang. Seperti
itulah kenapa tulisan menjadi perlu hingga penting adanya.
Sebut
saja, Bintang namanya. Seorang masyarakat biasa yang tinggal didusun tetangga
RT 3 RW 5 Kelurahan Prihatin Status hampir kawin. Beliau ini adalah salah satu
tipe masyrakat yg luar biasa semangatnya dalam menghadiri setiap penyuluhan
yang dilakukan di berbagai wilayah dibelahan nusantara yang tidak lain tujuannya
hanya untuk mencari ilmu guna meyakinkan calon istrinya yang lulusan SMA juga
kalau dia bisa dan mampu menghadiri acara yang seperti itu. Bintang adalah tipe
masyarakat yang lugu, rajin, teraniaya, ulet, dan gagah. Tidak jarang dalam
sebulan dia selalu mencari info-info perihal seminar dan penyuluhan sebanyak 5
– 8 kali. Biarpun kawan-kawan sebayanya selalu mencemooh dan mengasingkannya
karena dia hanya lulusan SMA, tapi semangatnya untuk menuntut ilmu lewat
seminar-seminar sudah cukup dan pantas untuk kita mengacungkan jempol tangan
dan kaki kita kepadanya pada sifatnya yang satu ini.
Pada awalnya tepat pada hari senin pada tanggal
dan jam yang tidak diketahui, Bintang pergi menghadiri acara penyuluhan di
mawasangka yang diadakan oleh mahasiswa Stikes MM yang kalau tidak salah kala
itu yang menjadi pembicaranya adalah ibu Novianti nadjewa. Untuk menghadiri
acara ini Bintang menguras dan merelakan isi kantong celananya senilai Rp
25.000 untuk mengojek dari pelabuhan very Bau-bau sampai Mawasangka, sisanya
ongkos kapal cepat Cantika dari Kendari menuju Bau-bau disewakan oleh seorang
Doktor yang oleh mayarakat-masyarakat lugu sekitarnya digosipkan baik hati, rajin,
tidak sombong, dan sebagainya sebut saja Dr. Yunus namanya. Sebelum akhirnya
bisa menghadiri acara tersebut, Bintang dengan susah payahnya
bersenggol-senggolan dengan beberapa masyarakat lain yang juga akan menghadiri penyuluhan tersebut.
Diantara beberapa masyarakat yang bersenggolan bersamanya itu, ada satu
diantaranya yang ternyata rangkap jabatan sebagai seorang preman, sebut saja Almuhadirin atau Deren panggilannya. Ketika
Almuhadirin menyenggol Bintang, Bintang selalu membalas dengan menyenggol kembali
preman ini. Ketika Bintang menyenggolnya, Almuhadirin lantas menyenggolnya
kembali dengan lebih halus, lebih mesra sampai menyadarkan Bintang kalau
ternyata preman ini tidak seganas kata orang-orang. Maka terjadilah
senggol-senggolan oleh keduanya selama hampir 14 menit. Dari sinilah awal
pejumpaan mereka hingga mereka berkenalan.
![]() |
| Bintang bersama Masyarakat yang acuh tak acuh di belakang |
Bintang
dan Deren masuk secara bersama-sama di Aula kecamatan dan berharap mendapatkan
kursi dan tempat yang pas dan cocok serta menenangkan hati bagi mereka dalam waktu panjangnya menyaksikan
pemateri yang namanya sudah disebutkan sebelum sampai pada kalimat ini.
Alih-alih mendapatkan tempat yang diinginkan, mereka berdua justru mendapat
kursi paling belakang bersebelahan dengan orang-orang malas dan acuh tak acuh
semisal , Imran Sanuddin,Yanuar,
Muhammad Sadid, Ishak, dan kawan-kawan sejenis lainnya. Pada awalnya
memang masalah ini bukanlah masalah yang terlalu menggalaukan hati bagi mereka,
tetapi galau itu sendiri muncul ketika Bintang dan Deren menyadari kalau
ternyata yang mendapat jatah kursi paling depan dan bercahaya adalah seorang
masyarakat yang tak jelas asal muasalnya yang oleh kawan-kawannya biasa dipanggil
“itik” sementara dalam ijazah SMAnya tertuliskan Aristinaal. Maka menjadi
galaulah mereka berdua sepanjang berlangsungnya penyuluhan. Lebih galau lagi
mereka ketika ibu Aristinaal selalu menjadi orang pertama yang mengacungkan
jari telunjuk kepada pembicara ketika memasuki sesi tanya jawab padahal jauh
sebelum ibu Aristina mengacungkan jari telunjuk, Bintang dan Deren telah
mengacungkan jempol terlebih dahulu kepada pemateri. Apa mau dikata, nasi telah
menjadi tape. Bintang dan Deren telah dilanda kecewa. Lebih-lebih pada
moderatornya yang selalu memakai jilbab warna-warni, sebut saja Amhy namanya
biasa dipanggil Nyonk. Beliaulah yang selalu menunjuk Aristina sebagai dan selaku
penanya dan cenderung mengabaikan masyarakat biasa untuk bertanya. Hingga
sampai waktunya pulangpun, Bintang masih merasai dirinya dan dirinya Deren
seolah terkesan dilecehkan dan tidak dipandang sehingga menjadi galaulah mereka
sepenjang hari oleh ulah Aristina dan Amhy.
![]() |
| Moderator yang pilih kasih |
Satu
pengalaman buruk dalam penyuluhan telah merasuk dan mendagingdarah kepada Bintang.
Namun Bintang bukanlah tipe masyarakat lugu yang terlalu cepat putus asa kepada
hal-hal yang mengecewakan. Jangankan hanya karena penyuluhan, ditolak sebanyak
6 kali pun oleh Waode fitria dia tetap tidak patah arang untuk mengejar pujaaan
dan sandingan hatinya apalaagi hanya karena diberlakukan tidak senohnoh oleh
moderator yang takut kepada kelinci. Bintang masih tetap berdiri tegap dan masih
tersenyum sinis serta tetap berencana untuk menghadiri penyuluhan selanjutnya
yang diadakan di Kolaka. Kabar-kabar dan gossip-gosip yang beredar bahwa dalam
penyuluhan itu, yang akan menjadi pembicaranya adalah om David Herlan yang
pernah melamar beberapa orang kawannya di SMA dulu namun sampai sekarang masih
digantung. Maka bersemangatlah kembali Bintang setelah mendengar nama David
tersebut. Meskipun tidak ada hubungan keluarga yang jelas, namun Bintang
merasai dirinya dan David punya ikatan batin yang sangat kuat seperti supir dan
knek. Dari situlah kemudian Bintang mengajak salah seorang kawannya yang juga
pujaan hatinya selama 2 tahun belakangan ini untuk turut hadir meramaikan dan
memeriahkan penyuluhan tersebut. Tentang pujaan hati itu, sebut saja namanya
Sufi seorang gadis kemayu yang oleh Bintang dinobatkan sebagai icon of the
girls in the class. Dari sinilah Bintang kemudian banyak berharap kepada
pembicara atas nama david herlan agar dapat adil dalam menjalankan fungsinya
sebagai pembicara yang menyamaratakan masyarakat. Sambil kemudian berpikir
bahwa ibu yang banyak bertanya dipenyuluhan sewaktu di Mawasangka atas nama Aristina
mustahil bisa hadir dipenyuluhan yang diadakan di Kolaka apalagi ibu Aristina
masih sakit-sakitan karena baru saja selesai diguna-guna oleh sang preman rangjap
jabatan yang namanya tidak bisa disebutkan kembali. Maka dengan tegak kepalalah
Bintang menyiapkan segala materi dan pertanyaan guna menguji dan bertanya serta
bersendagurau kepada om David pada penyuluahan nanti.
![]() |
| Bintang bersama Imran Sanuddin |
Tibalah
pada hari yang dinantikan oleh Bintang. Bintang tidak hadir sendiri. Kali ini
dia bersama Sufi naik ojek menuju Kolaka dengan cara bonceng 3. Ongkosnya tidak
terlalu mahal, kira-kira Rp 30.000. Agak murah memang, mengingat yang jadi ojeknya pada saat itu adalah kawan
setanah dan sebangsanya Bintang namanya Salma. Bintang duduk ditengah seraya
hampir mati sesak napas. Selain Bintang, juga turut hadir beberapa orang dari
kawan-kawan Bintang dimasa lalu mereka adalah Obi ( ojek kampung sebelah ), Fachrul m food ( penyanyi dangdut
), Sunardin ( Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Sultra ), dan Rima ( mantan dosen
). Kabar-kabar yang beredar bahwa keempat kawan-kawan Bintang ini yang juga
turut hadir ternyata datang dengan menempuh jalur udara ( helicopter ). Mereka
menggunakan helicopter merek Yamaha yang disewakan oleh Doktor Yunus sehari sebelumnya yang dipiloti oleh La Ode
Zardin. Mereka secara berjamaah tiba di Kolaka dan terlebih dahulu mendiskusikan
perihal apa dan bagaimana nantinya ketika berada dalam forum penyuluhan. Maka
menjadi harmonislah suasana dari beberapa gerembolan kawan-kawan lama ini
setelah beberapa helai menit mereka lalui dengan canda dan was-was akan hati
yang patah.
![]() |
| Pilot Helicopter tampak baru tiba di TKP bersama peserta penyuluhan |
Ini masih tentang penyuluhan yang dibintangi
oleh David. Sementara Bintang telah siap dan siaga dengan pakaian batiknya yang
belum selesai dijahit seraya bersiap dengan hati yang gundah sambil harap-harap
cemas, dia menuju tempat penyuluhan dengan langkah malu-malu. Maka sesampainya
di TKP, didapatinya kursi bagian terdepan dan terhormat serta terpandang telah
terisi seluruhnya oleh mereka-mereka yang terlihat asing serta tidak pernah
dilihat olehnya sebelumnya kecuali beberapa wajah-wajah yang mengganjal hati.
Menjadi galaulah Bintang pada hari itu. Ditengah rasa galaunya, lantas Bintang
dihampiri oleh salah seorang kenalannya sewaktu menginap di Hotel Bintang dua
yang bernama Rahim salah seorang pedagang sukses yang menetap dan membangun
rumah di Batu Atas dan digadang-gadang akan menjadi kepala desa Batu Atas yang
terkenal . Maka berbincanglah mereka dengan bahasa dan kepentingan
masing-masing sambil mendengar bapak David yang membawakan materi penyuluhan
dengan juduj Poligami.
![]() |
| Suasana penyuluhan tentang Poligami di Kolaka |
![]() |
| David: moderator yang mengecewakan Bintang |
Ada
yang berbeda dengan persaan dan kegundahan hati Bintang ketika David membawakan
materi yang berjudul Poligami. Betapa tidak, Bintang yang sedari SMA telah
bercita cita menjadi seorang Laki-laki beristri 3 telah lama belajar dan
berguru kepada kawan-kawanya perihal Poligami sehingga ketika David terus
berkotek-kotek perihal poligami, Bintang terlihat berkoar-koar seraya memandang
dan berkata sambil berteriak dengan suara keras kepada Rahim “Rahim!!!bantulah
saya mencari istri sebanyak-banyaknya”, tiba-tiba pandangan dari 10 lusin
peserta seminar mengarah kepada Bintang. Bintang menjadi merah pipinya sambil
tertunduk lugu namun tidak malu. Tidak hanya peserta seminar saja yang
tersentak kaget, David seorang Penyuluh yang agak tuli-tuli sedikitnya kabarnya
masih sempat terkagetkan juga, sehingga menjadi lupalah dia dengan materi yang
dia bawakan. Ketika itu suasana menjadi hening karena bapak David (kepala
Puskesmas Batu Atas) lupa dengan materinya sehingga terdiam lugulah dia
dihadapan para peserta seminar. Disela-sela keheningan yang menyelimuti suasana
seminar sekaligus penyuluhan itu, tiba-tiba muncul jari telunjuk yang menunjuk
keatas yang berasal dari barisan depan yang setelah di cek dan dicek lagi
ternyata adalah milik salah seorang musuh bebuyutan Bintang dalam penyuluhan,
Ibu Aristina namanya lagi-lagi.
![]() | |
| Rahim: calon kepala desa Batu Atas tampak kecewa |
Bintang dan calon kepala desa Batu
Atas terlihat emosinya menaik dan seperti memuncak dikepala mereka. Betapa
tidak, moderator yang harusnya membela hak-hak mereka sebut saja namanya di fb
ada tulisan D’mircznya
yang lagi-lagi berjilbab ungu malah memberikan kesempatan kepada Aristina untuk
bertanya-tanya kepada pemateri. Bintang dan calon kepala desa jelas tidak bisa
menerima begitu saja keputusan dari moderator tersebut apalagi dibalakang
mereka masih ada masyarakat yang lebih biasa lagi dari mereka sebut saja Mila
namanya yang telah mengacungkan jari kelingking bercampur jempul jauh sebelum
ibu Aristina mengacungkan telunjuknya. Dengan perasaan tidak terima tersebut, Bintang
kemudian menelpon salah seorang kawannya yang dinilanya paling bisa adil dalam
membela hak-hak masyarakat biasa seperti mereka. Maka untuk menelpon orang atau
beliau tersebut, maka ditekanlah tombol HP Bintang dengan urutan 085259408413
kemudian menekan tombol hijau dibagian kiri. Sambil menunggu jawaban dari
pemilik nomor, tiba-tiba Rahim bangkit dari kursinya sambil berdiri dan
berkata-kata.
Bersambung. . .







Tidak ada komentar:
Posting Komentar